Photobucket   Photobucket   Photobucket   Adsense Indonesia  


Mau nggak, jadi orang kaya? ya..iyalah! kalau menjadi orang kaya, yang terbayang dalam pikiran kita itu, hidup serba enak, kecukupan terpenuhi,punya rumah yang besar, yang luas, yang megah, yang bertingkat, lengkap dengan perabotan yang mahal, duit tentunya yang banyak, terus ada pembantu yang siap melayani kita standby 24 jam, ada lagi--biasanya, nih!--istri yang cantik. lengkap jadinya.

Menjadi orang yang kaya sepertinya menjadi cita-cita setiap orang. Siapa sih, yang nggak mau jadi orang kaya? sangat sedikit sekali yang nggak mau menjadi orang kaya. Saat ini, karena sering dibicarakan, disampaikan, diiklankan, maka keinginan untuk menjadi kaya semakin tak terbendung lagi.

Aneka program yang macem-macem bentuknya-pun rame-rame ditawarkan kepada kita. Baik melalui internet atau sebatas memberikan brosur yang isinya mengajak kita untuk memperoleh penghasilan yang cepat, ada yang menawarkan memperoleh dollar dalam waktu hanya sekian jam, dan tak heran buku-buku yang bertema sama--cara cepat menjadi kaya--pun akhirnya menjadi laris manis di pasaran. Karena tekad menjadi orang yang kaya sudah tertanam kuat dalam hati, maka ada yang nekad dalam mencari uang, tak lagi mempertimbangkan baik-buruk, hak-bathil, halal-haram, yang penting keinginannya dapat tercapai "jadi orang kaya".

Begitulah fenomena yang terjadi di saat ini. Budaya hidup mewah, gaya hidup barat dengan cirikhasnya "Hedonisme-materialisme-konsumerisme" nampaknya sudah menjadi sesuatu yang perlu untuk dipuja dan diagung-agungkan. Padahal kalau kita mau untuk menelusuri jalan orang-orang yang ingin kaya, mereka tujuannya cuma satu saja."Bahagia". Pasti. Kalau bukan bahagia,maka kata-kata yang semakna dengannya-lah yang pantas untuk menggantikannya.

Siapa yang mau, kaya tapi nggak bahagia!

Dan ternyata banyak, orang yang kaya tapi nggak bahagia. Setidaknya kita tahu siapa Fir'aun L.A (la'natulloh 'alaih). Raja. Penguasa dimasa N. Musa a.s, yang berani-beraninya memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan. Fir'aun ini raja, sudah tentu...dong, dia orang yang kaya. Tapi ketika N. Musa a.s akan lahir, Firaun jadi susah, menderita, makan nggak enak, dadanya sesak, malam nggak bisa tidur. Dia ketakutan kekuasannya akan hancur, padahal waktu itu N. Musa a.s masih bayi. Apa, sih.... yang bisa dilakukan oleh anak bayi? hingga akhirnya keluarlah surat perintah kepada para prajuritnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Fir'aun kaya tapi nggak bisa menyelesaikan masalah. Qorun L.A begitu juga. nggak bahagia walaupun kaya harta. Akhir hidup yang tragis bagi keduanya, Fir'aun dan Qorun menjadi lambang orang-orang yang celaka dengan gelar L.A (semoga Allah SWT mela'natnya).

Pilih yang mana, yang kaya atau yang bahagia? yaa...pilih yang kaya dan bahagia, dong! jelas. tapi kalau disuruh pilih salah satu, pilih yang bahagia!! artinya kalau kita hidup cuma seadanya, nggak kaya tapi terasa bahagia, hidup tenang, tentram dan damai, hidup ini, mah...no problem!!. Orang kaya yang nggak bahagia, nggak akan bisa menikmati kekayaannya.

Sebetulnya kaya-miskin itu nggak ada hubungannya dengan bahagia. Banyak orang yang kaya dan bahagia, namun tak sedikit orang kaya tapi nggak bahagia. Ada orang miskin dan nggak bahagia tapi ada juga yang miskin, anehnya dia bisa bahagia.

Dari sinilah harus kita pahami bahwasanya kebahagiaan yang hakiki bukan terletak pada harta benda dan kekayaan.Perkataan Abu Darda r.a (seorang sahabat Nabi saw) perlu kita renungkan "aku tetap tidak menyukai, mempunyai toko walaupun didekat masjid dan selalu dapat sholat berjama'ah, dapat sibuk berdzikir, dan toko itu menghasilkan 50 dirham dan selalu dapat menyedekahkannya" seseorang bertanya "lalu apa buruknya?". Abu Darda r.a berkata "karena hisabnya pada hari kiamat akan lama". Ini pula yang di takutkan oleh Abdurahman bin 'Auf r.a sebagai orang yang kaya sehingga suatu malam ia bersedekah 100 ekor unta dari mesir kepada orang-orang fakir dan anak yatim, ia berharap dapat diringankan hisabnya diakherat. Wallohu a'lam

Comments (0)